Wednesday, September 3, 2014

ASETAMINOFEN Paracetamol Penghilang Rasa Sakit

Asetaminofen atau yang juga dikenal dengan paracetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang sangat aman dan tidak mengganggu pencernaan atau iritasi lambung. Asetaminofen sering digunakan untuk meringankan rasa nyeri, mengurangi demam, sakit kepala serta dapat mengurangi gejal flu dan pilek, sakit gigi, neuralgia, migrain dan sakit punggung.

Asetaminofen bekerja sebagai inhibitor prostaglandin lemah dengan menghalangi produksi prostaglandin, yang merupakan zat kimia yang terlibat dalam proses pengiriman pesan rasa sakit ke otak. Dengan mengurangi jumlah prostaglandin, paracetamol membantu mengurangi rasa sakit. Namun, berbeda dengan aspirin, paracetamol memblokir pesan rasa sakit di sistem saraf pusat, bukan pada sumber rasa sakit. Paracetamol digunakan untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang, termasuk sakit kepala, migrain, nyeri otot, neuralgia, sakit punggung, nyeri sendi, nyeri rematik, sakit gigi, nyeri tumbuh gigi, artritis, dan nyeri menstruasi.

Selain itu, asetaminofen dapat mengurangi demam dengan memengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus yang mengatur suhu tubuh. Efek ini membuat paracetamol banyak digunakan dalam obat-obatan untuk batuk, pilek dan flu. Secara khusus, paracetamol diberikan kepada anak-anak setelah pemberian vaksinasi untuk mencegah demam pasca-imunisasi.

Asetaminofen juga dapat digunakan untuk mengurangi resiko gagal ginjal setelah mengalami cedera otot yang parah. Akan tetapi, obat jenis ini tidak dapat digunakan untuk mengurangi peradangan atau pembengkakan pada kulit dan sendi karena tidak memiliki sifat anti-inflamasi seperti pada aspirin. Walaupun Asetaminofen aman dikonsumsi oleh setiap orang misalnya bagi wanita yang sedang hamil, obat ini juga memiliki efek samping berbahaya jika digunakan dalam keadaan tertentu.

Apabila dikonsumsi bersamaan dengan alkohol serta digunakan secara berlebihan, asetaminofen akan mengakibatkan kerusakan pada hati serta resiko komplikasi penecernaan seperti pendarahan lambung. Akan tetapi, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa paracetamol tidak dapat menyebabkan kerusakan hati walaupun digunakan bersamaan dengan alkohol serta dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.

Penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan kerusakkan hati dan ginjal, Salah satu dari efek samping yang paling berbahaya adalah hepatotoksisitas, yang mana merupakan penyebab paling umum dari gagal hati akut. Kebiasaan penggunaan asetaminofen untuk mengurangi rasa sakit pada seseorang, akan membuat tingkat ketahanan seseorang untuk merespon rasa sakit berkurang.

Dosis umum untuk orang dewasa adalah 500 mg sampai 1000mg setiap empat jam serta dikonsumsi tidak lebih dari 10 hari. Konsumen tidak boleh mengonsumsi obat ini lebih dari delapan tablet atau kapsul dalam sehari. Seperti obat-obatan lainnya, paracetamol tidak harus digunakan dalam jangka panjang kecuali di bawah pengawasan dokter.
Tubuh menyerap paracetamol dengan cepat. Paracetamol dalam bentuk larutan lebih cepat diserap daripada tablet padat. Efek paracetamol biasanya akan mencapai puncaknya antara setengah jam sampai dua jam setelah konsumsi, dengan efek analgesik berlangsung selama sekitar empat jam. Setelah itu, paracetamol akan dikeluarkan dari tubuh.

Sumber :

Shashidhar HR, Grigsby DG. Acetaminophen: Old Drug, New Warnings. 2009. Available at http://emedicine.medscape.com/article/985140-overview.
Coward WA, Lunn PG. Paracetamol Toxicity: Epidemiology And Prevention. Medical Bullentin. 2010; 37 (1): 19-24. EBSCOhost.
Kaneshiro NK, Zieve D. Acetaminophen Amounts Limited in Prescription Narcotics Pub Med Health. 2010. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/ PMH0002571.
Beasley Richard W, Clayton Tadd O, Crane Julian, Lai Christoper K. W., Montefort Stephen R, Mutius Erika Von, Stewart Alistair W. “Acetaminophen Use and Risk Of Asthma, Rhinoconjunctivitus, and Eczema In Adolescent”.American Journal Of Respiratory And Critical Care Medicine.2011. Available at http://www.atsjournals.org.
Dean RFA. A Mouthful of Death:Acetaminophen Overdose . British Medical Journal. 2011. 798-801. EBSCOhost.

No comments:

Post a Comment